JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memublikasikan penelitian terbaru yang mengungkap bahwa iklan judi online secara sistematis memanfaatkan emosi dan perasaan generasi muda, sekaligus menyoroti lemahnya ekosistem digital di Indonesia.
Temuan Utama Penelitian
-
Judul Riset: Judi Online di Indonesia: Kapitalisme Budaya Baru di Negara dengan Kesenjangan Digital.
-
Kelompok Rentan: Generasi muda dan masyarakat berpenghasilan rendah menjadi target utama eksploitasi.
-
Modus Eksploitasi Emosi: Ketua Tim Peneliti Pusat Riset Masyarakat dan Budaya (PRMB) BRIN, Nina Widyawati, menjelaskan bahwa iklan judi online kerap membangun fantasi kekayaan instan.
-
Mereka mengeksploitasi emosi anak muda, mulai dari harapan mobilitas ekonomi hingga kecemasan finansial.
-
Anak muda yang mengalami FOMO (fear of missing out) menjadi sasaran empuk karena terdorong oleh narasi mimpi cepat kaya.
-
-
Kerangka Analisis: Penelitian ini menggunakan kerangka affective economy dari Sara Ahmed, yang berfokus pada eksploitasi emosi publik untuk mendorong tindakan ekonomi berisiko tinggi.
-
Peran Digitalisasi: Digitalisasi memudahkan promosi judi online melalui konten gratis, memanfaatkan peningkatan konsumsi video online di kalangan anak muda.
Dampak dan Rekomendasi BRIN
-
Dampak Serius: Fenomena ini tidak hanya memengaruhi perilaku konsumsi, tetapi juga memberikan dampak buruk pada perekonomian digital.
-
Lemahnya Regulasi: Penelitian BRIN juga menunjukkan bahwa regulasi digital di Indonesia masih lemah dan minimnya pengawasan lintas platform, sehingga iklan judi online mudah lolos di berbagai layanan digital.
-
Penekanan: Nina Widyawati menekankan perlunya:
-
Regulasi yang lebih kuat.
-
Pendekatan literasi digital baru.
-
Koordinasi lintas lembaga untuk mengatasi masalah ini.
-















