JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memberikan penegasan keras mengenai polemik utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh. Presiden menegaskan bahwa utang tersebut adalah tanggung jawab penuh negara dan meminta masyarakat serta pihak terkait untuk tidak mempolitisasi atau meributkan isu tersebut.
Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru di Jakarta pada Selasa, 4 November 2025.
1. Pemerintah Ambil Alih Tanggung Jawab
Prabowo menyatakan dirinya telah mempelajari seluruh permasalahan utang Whoosh dan menyimpulkan bahwa persoalan tersebut mampu diselesaikan oleh negara.
“Enggak usah khawatir ribut-ribut Whoosh. Saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah, saya tanggung jawab nanti Whoosh itu semuanya! Indonesia bukan negara sembarangan, kita hitung enggak ada masalah itu,” tegas Presiden.
Presiden bahkan secara khusus meminta PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang menjadi bagian dari konsorsium proyek untuk tidak khawatir, sebab masalah utang akan ditanggung oleh negara.
2. Sumber Dana dan Komitmen Anti-Korupsi
Untuk menjawab kekhawatiran publik mengenai sumber dana pembayaran utang, Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa pemerintah telah memiliki strategi pembiayaan.
- Pembayaran Tahunan: Presiden menyebutkan bahwa pemerintah akan membayar utang proyek Whoosh, dengan perkiraan cicilan sekitar Rp 1,2 Triliun per tahun.
- Sumber Dana: Dana tersebut akan berasal dari uang negara hasil efisiensi anggaran dan hasil sitaan dari kasus-kasus korupsi.
- Pencegahan Korupsi: “Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi, saya hemat. Enggak saya kasih kesempatan. Uang nanti banyak untuk kita, untuk rakyat semua,” ujar Prabowo, menekankan komitmennya mencegah kebocoran dan korupsi.
3. Whoosh Sebagai Public Service Obligation (PSO)
Presiden Prabowo menekankan bahwa proyek Whoosh harus dilihat dari sudut pandang manfaat untuk rakyat (Public Service Obligation) dan penguasaan teknologi, bukan semata-mata untung-rugi.
- Manfaat: Whoosh dianggap penting karena mengurangi kemacetan, polusi, dan mempercepat perjalanan.
- Transfer Teknologi: Proyek ini juga merupakan simbol penting kerja sama strategis dengan Tiongkok dalam penguasaan teknologi perkeretaapian modern.
Presiden menutup pernyataannya dengan imbauan: “Jangan dipolitisasi, jangan kita menari di gendangnya orang. Mungkin ada pihak-pihak yang ingin selalu menimbulkan kecemasan rakyat. Enggak, tenang-tenang saja. Bangsa kita kuat, bangsa kita kaya.”















