Jakarta, Berita tentang kemungkinan mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani dari Kabinet Indonesia Maju yang diembuskan oleh ekonom senior Indef, Faisal Basri, mendapatkan tanggapan dari Menko Polhukam Mahfud Md dan Mendag Zulkifli Hasan. Keduanya membantah kabar tersebut dan menyerukan agar kondusifitas pemilu tetap terjaga.
Mahfud Md, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, menyatakan bahwa dia tidak mengetahui kabar tersebut. Dia mengklaim tidak pernah membahas hal tersebut dengan Sri Mulyani. “Nggak tahu saya, saya gak tau. Nggak pernah bicara begitu dengan Bu Sri Mulyani,” ujar Mahfud.
Hal serupa diungkapkan oleh Zulkifli Hasan. Dia mengajak semua pihak untuk tidak membuat isu di tengah-tengah pemilu. “Jangan suka bikin isu, jangan suka bikin isu ya, 14 Februari pemilu aja kita lihat nanti yang damai, pemilu kita yang riang gembira, jangan saling menjelekkan satu dengan yang lain. Ini kan kompetisi antarkeluarga atau saudara, kan kita sudah berapa kali ya, sudah hampir 25 tahun kan seperti ini biasa-biasa saja,” ujar Zulkifli Hasan.
Zulkifli Hasan menegaskan bahwa selama kunjungannya ke berbagai daerah, masyarakat tetap akur meskipun memiliki pilihan berbeda. “Saya keliling daerah, ke mana-mana, rakyat itu guyub akur, ada yang milih A ada yang milih B, walaupun yang milih banyak Pak Prabowo ya, tapi nggak ada masalah, nggak ada yg marah-marah, nggak ada yang ejek satu sama lain, akur,” tambahnya.
Kabar Sri Mulyani yang siap mundur dilontarkan oleh Faisal Basri dalam program CNBC Indonesia. Faisal Basri menyebut bahwa Sri Mulyani, bersama dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, termasuk di antara 15 menteri yang kemungkinan mundur, terutama karena merasa Presiden Jokowi terkesan berpihak kepada pasangan calon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Namun, hingga saat ini, kabar tersebut masih menjadi spekulasi dan belum ada konfirmasi resmi dari pihak terkait.