JAKARTA, 16 Oktober 2025 – Kejahatan siber memasuki fase baru yang lebih canggih. Laporan terbaru menyoroti lonjakan tajam dalam kasus “Catphishing”—gabungan dari catfishing (menggunakan identitas palsu) dan phishing (mencuri data)—yang kini secara masif memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) generatif.
Para pelaku menggunakan AI untuk membuat profil palsu yang sangat meyakinkan dan mampu mempertahankan narasi yang detail dan konsisten. Modus ini telah berevolusi dari sekadar mencari hubungan romantis menjadi penipuan yang menyasar ranah profesional, menyebabkan kerugian finansial signifikan bagi korban individu dan perusahaan.
Evolusi Modus Penipuan dengan AI
Dahulu, catfishing seringkali terdeteksi karena profil palsu yang digunakan memiliki inkonsistensi. Kini, AI telah menghilangkan kelemahan tersebut:
- Profil Sangat Meyakinkan: AI digunakan untuk menghasilkan foto profil, latar belakang pekerjaan, dan riwayat digital yang terlihat otentik.
- Narasi Konsisten: Berbeda dengan penipu manual, AI dapat menjaga konsistensi narasi, gaya bahasa, dan detail teknis selama periode penipuan yang panjang, menjadikannya sulit dibedakan dari komunikasi profesional yang sah.
- Target Profesional: Modus ini kini berfokus pada platform profesional seperti LinkedIn. Pelaku menyamar sebagai perekrut, kolega, atau eksekutif perusahaan untuk menawarkan pekerjaan palsu atau kesempatan investasi yang berujung pada pencurian data sensitif atau uang.
Risiko Finansial yang Signifikan
Peningkatan kasus catphishing berbasis AI ini menimbulkan kekhawatiran serius. Karena profil yang digunakan terlihat profesional dan sah, korban—terutama yang mencari pekerjaan atau peluang bisnis—cenderung lebih mudah percaya.
Korban seringkali diminta untuk melakukan transfer uang sebagai “biaya administrasi”, memberikan informasi perbankan, atau bahkan mengunduh malware yang disamarkan sebagai dokumen kerja, menyebabkan kerugian yang meluas baik di tingkat individu maupun keamanan data perusahaan.
Masyarakat dan perusahaan didesak untuk meningkatkan kewaspadaan, melakukan verifikasi berlapis, dan menyadari bahwa kecanggihan teknologi juga dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan.