JAKARTA, 22 Oktober 2025 – Setahun masa jabatan Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, sektor penanggulangan bencana mendapatkan penilaian positif dari berbagai pihak. Kecepatan respons di lapangan, soliditas koordinasi antarlembaga, serta komitmen pembangunan infrastruktur mitigasi dinilai menjadi faktor kunci keberhasilan dalam menghadapi berbagai potensi dan kejadian bencana alam di Indonesia.
Menurut laporan evaluasi kinerja satu tahun, pemerintah pusat bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan TNI disebut mampu menciptakan koordinasi yang solid. Soliditas ini memastikan Tim Reaksi Cepat (TRC) dapat bergerak cepat dalam proses kaji cepat dan memberikan bantuan di wilayah terdampak. Contohnya, respons cepat yang dilakukan pasca gempa bumi magnitudo 6.6 di Kabupaten Sarmi, Papua, serta penanganan darurat kekeringan di Nusa Tenggara Barat.
Selain respons darurat, pemerintah juga menunjukkan fokus pada upaya mitigasi jangka panjang. Salah satu program strategis yang menjadi sorotan adalah komitmen pembangunan tanggul laut sepanjang 535 kilometer di pantai utara Jawa. Proyek ini bertujuan untuk melindungi sekitar 50 juta penduduk dari ancaman banjir rob dan dampak perubahan iklim.
Presiden Prabowo Subianto juga diapresiasi karena perhatiannya yang tinggi terhadap situasi kebencanaan di Tanah Air, bahkan saat sedang melakukan kunjungan kerja di luar negeri, menunjukkan prioritas pada keselamatan rakyat.
“Kunci utama dari keberhasilan ini adalah penggunaan akal sehat, bertindak atas perhitungan teliti, dan bertindak atas dasar kebenaran,” demikian narasi yang diusung terkait prinsip kepemimpinan dalam penanganan krisis.
Penilaian ini memperkuat optimisme bahwa sistem penanggulangan bencana nasional telah berada di jalur yang tepat, dengan menekankan pada kesiapsiagaan dan pengurangan risiko, sejalan dengan karakteristik Indonesia sebagai negara yang rentan terhadap bencana.